Kamis, 24 Januari 2013

Lomba Karya Tulis dan Penyiaran PTPN X




Tema   : Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula (Potensi Bisnis dan Model Pemasarannya) 
Oleh    : Megawanti Dwi Rahayu



            Hampir di setiap kota di Indonesia, saya menjumpai banyak bangunan tua yang masih berdiri tegak dengan kokoh menantang zaman. Hal itu membuat kagum para wisatawan. Betapa tidak, bangunan yang sejak dulu ada masih berdiri kokoh sampai saat ini. Walaupun terlihat lebih tua, tapi inilah yang membuat daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya. Pada dasarnya, bangunan tua yang dihasilkan pada masa penjajahan belanda ini terlihat lebih menarik dibandingkan dengan gedung-gedung modern biasanya. Pengembangan wisata pabrik gula yang memiliki bangunan yang kental dengan ciri kolonialisme belanda ini, tentu adalah ide yang sangat inovatif. Selain bisa digunakan sebagai pabrik, tentu ini juga bisa digunakan sebagai objek wisata yang edukatif dan bersejarah. Tentu dengan adanya pabrik gula yang memiliki ciri arsitektur kuno jaman belanda ini juga memiliki daya pikat yang bisa membuat wisatawan tertarik pada tempat wisata ini.
            Pengembangan wisata sejarah pabrik gula bisa dilakukan dengan wisata bersejarah. Jadi, selain kita bisa menikmati pemandangan eksotisme gedung-gedung tua khas jaman belanda, para wisatawan juga dimanjakan dengan beberapa peninggalan barang-barang atau alat yang terdapat dipabrik gula tersebut. Misalnya dibuatkan seperti museum dengan ditemani oleh penjaga museum yang dapat menjelaskan sejarah tentang berdirinya pabrik tersebut, atau benda-benda yang terdapat didalamnya atau bisa juga menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bangunan pabrik gula tersebut sampai saat ini. Sehingga para wisatawan dapat masuk dan lebih tertarik dengan tempat itu. Selain itu, perlu dilakukan tata letak yang menarik didalam pabrik gula tersebut sehingga para wisatawan tidak merasa bosan ketika memasuki area tersebut. Selain sebagai wisata bersejarah, penjualan produk gula juga bisa dilakukan ketika para wisatawan masuk kedalam pabrik, misalnya diperlihatkan proses pengolahan gula, sampai mencicipi produk gula, dan akhirnya para wisatawan tertarik untuki membeli prosuk gula sebagai oleh-olehnya.
Pada zaman modern ini banyaknya jejaring sosial yang semakin meruak membuat banyak orang terutama anak muda untuk mengupload foto mereka ke jejaring sosial seperti: Facebook, twitter, instagram. Sehingga ini adalah kesempatan pihak pengelola pabrik gula yang memiliki bangunan kuno yang bercirikan jaman belanda, untuk berfoto atau istilahnya hunting foto untuk mereka upload ke jejaring sosial. dengan merebaknya situs-situs jejaring sosial ini juga dapat dijadikan sebagai promosi gratis, pihak pengelola pabrik gula yang ingin mempromosikan supaya tempat wisata ini bisa lebih terkenal, bisa menggunakan aplikasi jejaring sosial dengan cara seperti share foto-foto ke facebook, membuat fanpage wisata sejarah gula, membuat account twitter dan lain-lain.
Hal yang paling disukai masyarakat adalah segala hal yang berbau ”gratis” , sehingga apabila ingin membuka sebuah wisata pabrik gula, pembukaannya harus di awali dengan pemberian hadiah secara gratis, atau mungkin panggung musik atau bisa juga dengan menyelenggarakan suatu acara khas daerah atau yang berbau jaman-jaman kuno seperti waktu jaman belanda. Tentunya bukan memperagakan ketika bangsa Indonesia disiksa, tetapi lebih ke nilai historinya, misalnya ketika gedung ini dibuat pada masa kolonial belanda. Hal ini pasti akan mengundang para jurnalis, bahkan stasiun televisi juga akan tertarik dan meliput acara tersebut sehingga bisa membantu dalam mempromosikan tempat ini secara lebih luas. Memang dengan menyelenggarakan lomba karya tulis juga sebenarnya merupakan ajang promosi, tetapi mungkin tidak semua orang bisa tahu akan hal ini, hanya segelintir orang yang mengerti dengan perkembangan produk modern seperti laptop dan internet. Maka dari itu, perlu juga pihak pabrik gula ini sendiri mensosialisasikan ke beberapa tempat untuk memperkenalkan wisata bergaya jaman belanda tersebut.
Untuk bisa masuk dan menikmati wisata bergaya khas kolonial belanda ini disarankan agar tidak mematok uang karcis yang mahal, lebih baik dengan harganya yang bersahabat bagi para pengunjung tentu akan lebih membuat para pendatang menjadi berdatangan. Logikanya, jika karcis yang dipatok mahal, tentu hanya segelintir orang saja yang mampu masuk kesana, tapi jika harganya yang bersahabat, suasananya menyenangkan, dan membuat tempat wisata gula ini menjadi lebih populer, kenapa tidak?
Selain beberapa hal diatas, ada juga beberapa saran yang harus diperhatikan. Misalnya usahakan terdapat beberapa keuntungan lain ketika memasuki wilayah wisata gula tersebut, misalnya tersedia aneka jajanan atau kuliner khas setempat sehingga bisa memanjakan para wisatawan yang sedang kelaparan. Lalu tersedianya tempat pembelian cendramata untuk para wisatawan karena objek wisata pasti identik dengan oleh-oleh khasnya. Tentunya selain hal-hal tersebut, yang harus diperhatikan juga tentunya kondisi bangunan dan wilayah sekitarnya. Objek wisata yang bersih, nyaman, mudah diakses, tentu akan menambah nilai plus bagi wisatawan yang akan mengunjunginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar